Thursday, June 9, 2011

Siapa yang harus disalahkan?

"Maaf pak, hasil dari ketiga rumah sakit memang mengatakan anak anda menderita Bradycardia . Kalau bapak masih tidak yakin, kita bisa mengirimkan hasil ronsen dan sampel darahnya lagi ke Singapur".
Tidak perlu ! Buang2 uang saja pah.

Walaupun masih belum bisa dipecaya, tapi apa yang gak mungkin? Aku masih muda, aku belum nenek2. 20 tahun aja belum. :'(

Kalau sudah seperti ini, aku harus menyalahkan siapa?
Tuhan?
"Jangan pernah salahkan Tuhan !". Ustadz akan bilang gitu. Mama, papah juga.

Lalu?
"Salahkan saja orang2 yang merokok". Kenapa juga mereka? Kenapa tidak pabrik pembuat rokok saja? Tutup aja sekalian. biar banyak yang jadi pengangguran. Tega?
Gak.
Para tetua? "Kita gak punya turunan bradycardia, Ky".

"Mungkin anak bapak sudah mengidap sejak lahir". Gak mungkin. Kalau saja iya aku gak akan bisa bertahan selama 56jam di ruang ICU. Lalu kenapa?

"Hal ini sulit dan kadang mustahil untuk menetapkan mekanisme untuk setiap bradikardi tertentu, tetapi mekanisme yang tidak relevan secara klinis terhadap pengobatan, yang adalah sama dalam kedua kasus sindrom sinus sakit: alat pacu jantung permanen". Aku gak ngerti dok !


Dan ketika aku ingat dengan keadaan sekarang aku rajin menghitungnya. Walaupun aku tahu detaknya slalu tidak sampai 60 kali. 57, 58,57,58. Tapi ya sudahlah. Dapat hidup seperti ini saja aku sudah sangat bersyukur.


Untuk perokok:
"Perokok pasif (terhirup asap rokok) lebih berbahaya dari Perokok aktif. Kalau kamu menyayanginya. Berhentilah. Setidaknya jangan pernah merokok didepannya. Karena bradycardia akan menyerangnya".

0 comments: