Friday, April 1, 2011

Nyatakan kepadaku

Aku tidak lebay dan artinya aku tidak suka puisi, tapi aku mencintai sastra. Teringat akan sesuatu. Saat itu, di sesi iklan sebuah acara di TVRI ada seorang tua membacakan sesuatu dengan suaranya yang berat tapi santai. Sebuah puisi yang sampai sekarang hanya satu kata yang aku ingat darinya, "Sujud".

Lama setelah itu, tidak pernah ada lagi satu puisi pun yang mampu membuat kudukku berdiri. Sampai seorang penderita multiple sclerosis bernama Ferrasta "Pepeng" Soebardi membuatkan sebuah puisi tulus untuk sang istri, "Dik Uta" panggilannya.

Hanya komposisi kalimat sederhana, namun menjadi luar biasa saat yang membacakannya 'Dik Uta' yang tidak kuasa menahan haru, dan Sang suami hanya berkata, "Kayak sinetron aja..." sambil tertawa dan menghapus airmata.

"Aku mencintaimu tanpa batas..."

Luar biasa, bukan?


Kemudian, teringat lagi akan kabaryang menjadi berita hangat di teve pada bulan Mei 2010 lalu. Aku kembali tak kuasa menahan ketertarikan luar biasa pada sebuah puisi untuk seseorang yang baru saja pergi. Menyaksikan kasih sayang di hari tua, dan maut yang baru benar-benar bisa memisahkan mereka.


Puisi BJ. Habibie untuk istri beliau, Almarhumah Ibu Hasri Ainun Habibie:

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.

Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.

Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.

selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari surgaku....

Namun,, adakah seseorang yang akan menyatakannya padaku?

0 comments: